Selasa, 17 Januari 2012

Gaya Gaul ala Teknologi

Gaya Gaul ala Teknologi
Minggu, 4 Oktober 2009 - 10:44 wib
Perilaku komunikasi masyarakat mulai berubah
seiring dengan berkembangnya teknologi komunikasi
dan informasi (ICT). Bahasa-bahasa pergaulan ala
teknologi menjamur dianut lintas budaya dan usia.
Bagi pengguna layanan pesan singkat (short
massage service/SMS ) menggunakan bahasa singkat
sudah lumrah. Sesuai dengan namanya, bahasa
dalam SMS memang dituntut singkat. Namun bukan
sekadar singkat, bahasa harus mudah dimengerti.
Seorang komunikan harus paham komunikasi yang
disampaikan lawan bicaranya. Begitu juga sang
pemberi pesan, harus dipastikan bahwa yang
menerima pesan mengerti. Alhasil, komunikasi lewat
SMS melahirkan istilah-istilah baru dalam bahasa
komunikasi antarpengguna layanan ini.
Dalam perkembangannya, istilah yang digunakan
tidak hanya dipersingkat, praktis namun juga dituntut
"gaul". Banyak pengguna SMS, khususnya kalangan
muda yang menjadikan bahasa gaul ala SMS
menjadi bahasa yang biasa biasa dalam komunikasi.
Penggunaan singkatan sudah lumrah dalam
komunikasi via SMS. Bahkan kata singkatan itu tidak
hanya berasal dari bahasa Indonesia, namun juga
adaptasi dari bahasa asing. Singkatan yang
digunakan umumnya merupakan kependekan
kalimat atau gabungan huruf awal dari kata yang
dimaksud. Namun, ada juga yang dipadu dengan
angka dan simbol.
Maka berbagai singkatan asing muncul seperti B4
(dibaca before= sebelum), otw (on the way= dalam
perjalanan), CM (call me= telepon saya), CU (see
you=sampai jumpa), SC (stay cool=Tenanglah) dan
lainnya. Kini istilah-istilah itu sudah mudah diingat
dan dipergunakan. Ekspresi-ekspresi bahasa dalam
bahasa Inggris itu selain digunakan dalam sarana
komunikasi SMS juga untuk chatting (ngobrol) di
internet. Layanan chatting yang mudah didapat di
internet, menjadikan singkatan- singkatan ini
semakin populer.
Sejumlah sarana chatting seperti Yahoo Massager
(ym), facebook (fb ) dan lainnya juga melengkapi
dengan bentukan ekspreasi. Maka lahirlah simbol-
simbol baru yang sering disebut dengan emoticon
yang mudah dimengerti oleh masyarakat. Emoticon
awalnya adalah ketika tanda baca dan huruf yang
diasumsikan pada gambar-gambar tertentu.
Seperti :) (berarti happy,smile ),:P (menjulurkan lidah)
, O:) (Dizzy= Pening) dan lainnya. Istilah atau simbol-
simbol bagi orang yang jarang menggunakannya akan
menganggapnya aneh. Namun bagi mereka yang
sudah akrab dengan SMS yang dipadukan dengan
chatting hal itu adalah bahasa sehari-hari . Bahkan
banyak simbol yang menurut penggunanya lebih
berarti dari sekadar kata-kata.
Dianggap Efektif
Banyak yang sudah sangat akrab dengan penggunaan
emotion ini. Salah satunya adalah Gina Arinda
Syehrun. Gadis asal Bandar lampung ini sudah akrab
dengan bahasa emoticon sejak beberapa tahun lalu.
Gina mengakui penggunaan emoticon sangat efektif
untuk berkomunikasi. Khususnya berkomunikasi
dengan teman-teman sebayanya. Namun dia
memberikan catatan bahwa hanya teman-teman
perempuan yang sangat akrab dengan emoticon.
Sementara itu teman-teman laki- lakinya umumnya
tidak terlalu antusias berkomunikasi dengan
emoticon. "Jika teman-teman laki-laki menggunakan
emoticon, mungkin hanya symbol yang standar saja.
misalnya senyum, menjulurkan lidah dan lainnya,"
jelas Gina. Pengetahuan Gina tentang emoticon
bukan hanya didapat dari layanan chatting di
internet, namun juga dari melihat variety show yang
berasal dari Korea Selatan atau Jepang.
Di dua negara itu penggunaan emoticon lebih marak
dibandingkan di negara lain. Hal ini salah satunya
dibuktikan dengan produk telepon seluler (HP) yang
dikeluarkan dari dua negara itu. Gina merasa lebih
suka menggunakan produk HP dari Korea Selatan,
karena sarana emoticon-nya lebih lengkap daripada
yang lain. Penggunaan bahasa tententu bagi
sebagian orang nampaknya memberikan makna
lebih dalam interaksi antarpersonal. Sebuah bahasa
yang dipakai seringkali menjadi identitas tersendiri
bagi seseorang.
Mereka merasa lebih percaya diri atau lebih berbaur
dengan kata yang terbentuk dalam suatu komunitas
tempat mereka berinteraksi. Sehingga tidak heran
banyak kalangan, khususnya remaja yang mencoba
terus menguatkan "identitas"mereka dalam ber
SMS. Dalam ber-SMS seringkali mereka
menambahkan humor segar. Dan seringkali
penyampaian humor ini menjadi mereka lebih
percaya diri. Apalagi sarana SMS memang seringkali
dibumbuhi humor. Oleh karena itu banyak anak
muda yang membekali diri dengan humor
SMS.Mereka selalu mengolah kata lucu yang mudah
disampaikan lewat SMS.Umumnya pesan yang
disampaikan dan kata yang digunakan tidak panjang.
Karena memang dalam bentuk pesan singkat.
Munculkan Peluang
Rupanya perilaku pengguna SMS yang suka berhumor
ini ditangkap sebagai peluang bagi sejumlah
penerbit. Sehingga dengan mudah ditemui buku
kumpulan humor SMS di toko-toko buku. Bahkan
juga mudah ditemui satu rak khusus yang disediakan
toko buku untuk menampung buku-buku tentang
SMS ini. Seperti salah satu toko buku terkenal di
daerah Senen Jakarta Pusat yang menyediakan rak
khusus untuk buku-buku ini.
Sejumlah buku SMS pun ditemukan seperti buku
berjudul SMS Gaul Junior, SMS gaul for Kids, Humor
SMS, SMS Smart n Happy serta puluhan judul
lainnya. Dalam buku-buku itu biasanya dilengkapi
kamus SMS. Menurut Direktur Penerbit Cupid Media
Group Yogyakarta Surgana, penerbitan buku-buku
tentang SMS sudah sangat marak sejak 2005 lalu.
Pada saat tidak banyak penerbit yang
memperhatikan hal ini. Sehingga persaingan tidak
terlalu berat. Namun sejak 2007 lalu banyak penerbit
yang melirik buku-buku seperti ini. Akhirnya saat ini
sangat banyak penerbit yang bersaing.
Sehingga ada sebagian penerbit yang menilai pasar
buku SMS sudah sangat jenuh. Namun Surgana
membantah hal ini. Menurutnya buku yang ada judul
SMS-nya selalu laku di pasaran. Melalui
penerbitannya Surgana telah menerbitkan puluhan
buku tentang SMS. Mulai dari SMS Islami, nasehat,
humor, persahabatan, ulang tahun, percintaan dan
lainnya. Salah satu buku dari penerbitnya yang
sangat laku adalah all out SMS.
"Memang ada yang mengatakan jenuh, namun
faktanya buku-buku SMS dari penerbit kami selalu
cetak ulang," jelas Surgana.
Surgana mengakui bahwa segmen yang disasarnya
adalah segmen remaja. Oleh karena itu harga buku-
buku SMS yang diterbitkannya harus sesuai dengan
kantong para remaja yang umumnya adalah pelajar.
Menurutnya bukan hanya remaja di kota besar saja
yang cukup berminat membeli buku tentang SMS.
Namun juga di sejumlah kota-kota kabupaten
banyak yang berminat. Bahkan buku-bukunya cukup
laku di kota-kota yang di kelilingi pesantren
sebagaimana kota-kota di Jawa Timur.
Bahasa Baru
Bagi mereka SMS bukan hanya sekadar
berkomunikasi juga memperlihatkan eksistensi diri.
Maka jadilah sejumlah istilah dan simbol itu menjadi
bahasa pergaulan ala remaja. Sulit bagi mereka
menghindari istilah-istilah ini.
Menurut Pengamat Budaya dari Universitas Indonesia
Prof Benny Hoedoro Hoed hadirnya SMS telah
melahirkan bahasa-bahasa tertentu. Perpaduan
antara chatting internet dengan emoticonnya dan
SMS juga melahirkan bahasa tertentu.
Walaupun di SMS tidak tergambar wajah senyum,
namun dengan tanda ":)" lawan bicara mengetahui
bahwa yang diajaknya sedang tersenyum. Dengan
gambar senyum itu akan sangat efektif untuk
mengetahui bahwa yang diajak bicara sedang
bergembira. Begitu juga jika yang dituliskan adalah
simbol ":P " yang berarti menjulurkan lidah, maka
lawan bicara akan mengetahui bahwa dia sedang
bercanda dengan kita. Gambar kebingungan yang
diwakilkan dengan tulisan "O: )". Tulisan ini bisa lebih
bermakna dari pada kata "pening" kepada lawan
bicaranya.
Bagi kalangan muda bahasa-bahasa ini menjadi
penting karena juga menunjukkan bagian dari
komunitas. Sehingga membuat mereka untuk saling
belajar baik dari teman atau melalui buku. Menurut
Benny bahasa SMS telah membentuk sosiolek (dialek
sosial) yang membedakan dengan yang lain. Sosiolek
ini mempunyai kemungkinan untuk berkembang
sesuai dengan interaksi di daerah. Sosiolek SMS
yang memang basisnya bahasa Indonesia ini ketika
bersentuhan dengan dialek lokal sangat
memungkinkan untuk munculnya variasi bahasa.
Dimana sosiolek ini walaupun dasarnya adalah
bahasa Indonesia namun susah untuk dimengerti
oleh orang dari daerah lain. Karena di daerah lain
juga bisa muncul sosiolek sendiri.
"Mengingat perkembangannya komunikasi SMS yang
sangat pesat, hal ini layak untuk diteliti," jelas Benny.
Komunikasi seperti ini bisa sangat mungkin untuk
terus berkembang. Sehingga dalam setiap waktu dan
zaman akan mungkin ada singkatan atau simbol
baru yang lahir. Sehingga bahasa kelompok usia atau
komunitas tententu bisa berbeda dengan yang
lainnya.
(Koran SI/Koran SI) (mbs)

| Baca juga... |

0 komentar:

Posting Komentar