Sabtu, 28 September 2013

Ramadhan





Gonggang. Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Umdatul Falah Gonggang mengadakan kegiatan pondok romadlon selama 20 hari. Madrasah di bawah naungan Yayasan Pendidikan Ma'arif Pondok Pesantren Umdatul Falah ini mewajibkan peserta didiknya untuk mengikuti kegiatan tersebut.
 Meskipun hari efektif fakultatif madrasah ini tetap mengadakan pembelajaran di pagi hari, kemudian setelah dzuhur sampai habis isya' diadakan pengajian kitab - kitab klasik. kegiatan tersebut di tujukan untuk menambah ilmu agama yang berdasarkan pada al qur'an dan hadist nabi muhammad. "Dengan banyak menguasai kitab - kitab klasik di harapkan peserta didik mau mengamalkan dalam kehidupan tiap harinya" tegas K.H. Muhammad Irjam Al hafidz pengasuh Pondok Pesentren tersebut.

[ Baca selengkapnya...>>> ]

Rabu, 25 September 2013

Menuju Sistem Manajemen Sumberdaya Genetik Global

(hms/25 Sep 2013)
Trend penurunan kapasitas produksi pangan terjadi hampir di semua negara akibat dari penyusutan lahan pertanian, serangan organisme pengganggu tanaman, dan dampak perubahan iklim global. Dalam situasi demikian diperlukan collective effort yang solid secara trans-nasional. Melalui pembentukan International Treaty on Plant Genetic Resource for Food and Agriculture (ITPGRFA), FAO aktif memprakarsai revitalisasi pemanfaatan sumberdaya genetik yang ada di negara anggotanya sebagai bagian penting dalam pemecahan masalah food security dan mal-nutrition ke depan. Hingga saat ini Kementerian Pertanian Republik Indonesia melalui Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) secara aktif turut berkontribusi dalam kegiatan penting ITPGRFA.
Sidang Governing Body kelima (GB-5 ITPGRFA) di Muscat, Oman pada 24-28 September 2013 yang diawali dengan sesi Ministerial Meeting pada 21 September 2013 kali ini diantaranya adalah membahas isue penting kelanjutan kesepakatan dari hasil GB-4 ITPGRFA yang dilaksanakan di Bali pada Maret 2011 dan hasil The 3rd Round Table Meeting ITPGRFA di Bandung pada 2 Juli 2013 lalu. Kepala Balitbangtan, Dr. Haryono  dalam sambutannya mewakili Menteri Pertanian Republik Indonesia pada kedua sesi sidang tersebut menekankan betapa krusialnya komitmen implementasi dari kesepakatan yang telah dibangun secara bersama pada beberapa pertemuan sebelumnya. Lebih lanjut, Kepala Balitbangtan juga memberikan intervensi tentang pentingnya Platform Co-developement and Technology Transfersebagai bagian dari mekanisme Non-monetery Benefit Sharing dalam pengelolaan sumberdaya genetik tanaman yang digagas dan diusulkan oleh Indonesia bersama Brazil. 
Pada GB-5 ITPGRFA kali ini, Indonesia juga mendapat kehormatan memimpin kelompok negara yang tergabung dalam G-77 + China untuk menyuarakan aspirasi dan posisinya. Pada kesempatan tersebut Dr. Haryonomenyampaikan intervensi  bahwa tiga aspek penting yang perlu mendapat perhatian oleh semua negara anggota adalah multilateral system, farmer right, dan technology transfer. Lebih lanjut di tengah penyelenggaraan sidang plenary ITPGRFA juga ditampilkan beberapa side event yang relevan dengan isu sidang.http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/1540/
[ Baca selengkapnya...>>> ]