Jumat, 03 Februari 2012
Sekolah Ini Beralaskan Tikar,Beratap Anyaman Bambu
Sekolah ini
beralaskan tikar,
beratap anyaman
bambu
Sindonews.com – Membicarakan
persoalan pendidikan di Kabupaten
Labuhanbatu memang tidak ada
habisnya. Sebab, selalu diselimuti
berbagai macam permasalahan.
Mulai dari sistim anggaran, tenaga
pengajar, pungutan liar sampai dugaan
korupsi anggaran pendidikan masih
menjadi hot isu di tengah masyarakat.
Potret proses belajar yang sangat
memprihatinkan misalnya saja di SMP
Negeri 2 (satu atap) Dusun Tanjung
Harapan Desa Tanjung Harapan,
Kecamatan Pangkatan, Kabupaten
Labuhanbatu.
Padahal jaraknya dari Kantor Dinas
Pendidikan Kabupaten Labuhanbatu tidak
jauh,hanya sekitar 30 menit perjalanan
dengan kendaraan roda dua melewati
aspal yang mulus hingga kelokasi
Sebanyak 44 siswa –siswi kelas satu di
sekolah itu terpaksa belajar di lantai,
hanya beralaskan tikar karena ketiadaan
mebeler.
Ironisnya, ruangan perpustakaan yang
disulap menjadi ruangan belajar juga
tanpa memiliki papan tulis.Sedangkan
disisi kiri dan kanan ruangan itu banyak
ditemukan barang bekas sepeti kayu dan
papan. Wakil Kepala SMP Negeri 2
Kecamatan Pangkatan Roma Uli Ambarita
mengatakan, siswanya terpaksa belajar
tanpa meja, kursi dan papan tulis.
Karena sebanyak empat ruangan yang
diperuntukkan menampung 157 -an siswa
mulai dari kelas satu hingga tiga tidak
lagi dapat menampung seluruh pelajar.
"Sebelumnya memang ada yang masuk
siang. Tapi kalau masuk siang kami buat
ada orangtua murid yang keberatan,
karena memang aturannya sekolah
SMPN2 ini masuk pagi gini," kata
RomaUli, kemarin.
Dia menambahkan, dinas pendidikan
belum mengetahui kondisi itu. Ummu
A’iman,guru sekolah itu mengatakan,
tikar yang menjadi alas duduk itu hasil
inisatif para guru. Sejumlah guru terpaksa
membawa tikar darirumah agarsiswa-
siswi memiliki alas duduk.
Hanya berjarak sekitar 50 meter dari
SMPN 2 Kecamatan Pangkatan, juga ada
siswa kelas tiga SDN 118376 Dusun
Tanjung Harapan Kecamatan Pangkatan
yang belajar dalam kondisi
memprihatinkan.
Selama tiga tahun belakangan ini para
siswa terpaksa belajar di ruangan guru
dan rumah sekolah yang dijadikan
sebagai ruangan kelas bagi murid. Plafon
ruangan itu tampak seadanya, terbuat dari
anyaman bambu.
Sehingga kalau kondisi cuaca panas,
tentunya akan terasa dari pantulan atap
ruangan tersebut.Karena tidak semuanya
ruangan itu memiliki plafon. Sekretaris
Dinas Pendidikan Labuhanbatu Hobol
Rangkuti, tidak bersedia memberikan
tanggapannya. (san) Sindo News
Posted Via DHD
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar