6 Alasan Tinggalkan BlackBerry
Jagat Pintar - Thu, 26th Apr 2012 05:17 AM
Sejak memutuskan tidak lagi
menggunakan perangkat BlackBerry,
saya banyak ditanya teman dekat
mengenai keputusan itu. Mereka
seolah-olah terpukau.
"Emang lo bisa nggak pakai BB?
Yakin?"
Pertanyaan di atas bukan tanpa
sebab. Penduduk kelas menengah ke
atas Indonesia, khususnya Jakarta
memang mayoritas menggunakan
BlackBerry sebagai telepon seluler
utama mereka dalam berkomunikasi
satu sama lain.
Tidak lagi menggunakan BlackBerry
seakan meninggalkan sebuah saluran
tempat kita terhubung dengan hampir
seluruh orang di lingkungan terdekat.
Namun toh setelah dua bulan tidak
lagi menggunakan BlackBerry, saya
masih hidup normal. Semuanya baik-
baik saja.
Mengapa saya mengucapkan selamat
tinggal BlackBerry? Berikut alasannya.
1) Jaringan sering bermasalah
Dua tahun lebih saya menggunakan
BlackBerry sebagai perangkat utama,
dua tahun pula saya harus berurusan
dengan jaringan BlackBerry yang
sering kali bermasalah. Entah siapa
yang salah — operator lokal atau
jaringan BlackBerry — komunikasi
melalui BlackBerry Messenger kerap
tersendat.
Akibatnya, pesan yang saya kirim
lambat sampainya, mengakses
Internet pun susah bukan main.
Email? Sering tidak masuk.
Padahal sebagai pengguna BlackBerry,
koneksi Internet adalah tumpuan
utama komunikasi. Tanpa Internet,
apa gunanya saya pakai BB? Hampir
tidak ada.
2) Ketergantungan pada BBM
Saking banyaknya BlackBerry
digunakan, BlackBerry Messenger
(BBM) menjadi alat komunikasi utama,
menggantikan telepon. Alasannya
mudah saja, BBM jauh lebih mudah
dan murah dibanding telepon.
Banyak orang menganggap nomor
telepon adalah perihal pribadi, namun
tidak PIN BBM. Mereka lebih nyaman
membagikan PIN BBM daripada
memberikan nomor telepon.
Padahal BBM ternyata bukan tanpa
cacat. Seperti saya sebutkan di poin
satu, BBM juga sering mengalami
masalah. Pengiriman pesan di BBM
sering mengalami keterlambatan
(pending messages) yang membuat
gusar, apalagi jika dalam keadaan
darurat.
3) Semua benci Broadcast Message
Pernahkah Anda menerima BM
berisikan "Test Contact, pls ignore.",
atau "Teruskan pesan ini jika tidak
kamu akan melarat seumur hidup",
atau "Add temen aku yah, Joni, 21,
ganteng!"?
Entah teknologi yang terlalu canggih,
atau masyarakat Indonesia yang
terlalu, ehm, kreatif. Fitur Broadcast
Message yang memungkinkan Anda
mengirim pesan ke seluruh kontak,
sering disalahgunakan.
Bagi beberapa orang, mungkin hal
semacam ini lucu, tapi saya tidak.
Bayangkan bila 10 orang senantiasa
terus-menerus mengirim pesan
semacam ini setiap hari. Tidakkah
kamu merasa terganggu?
Ada yang bilang, smartphone harus
dimiliki oleh smart user (pengguna
pintar). Namun sayangnya, untuk
membeli smartphone orang tidak
perlu ikut ujian terlebih dahulu.
4) Spesifikasi perangkat terbatas
Masalah klasik BlackBerry adalah
spesifikasi mesinnya yang terbatas.
Untuk informasi, seluruh aplikasi di
BlackBerry akan disimpan di dalam
memori internal, bukan eksternal alias
kartu memori.
Bayangkan sebuah mesin yang harus
bekerja keras menjalankan begitu
banyak aplikasi, namun hanya
diberikan kapasitas otak kecil. Tak
heran perangkat BlackBerry sering
hang, dan kadang terasa panas.
Solusinya adalah mengutak-atik sistem
operasi bawaan BlackBerry — dengan
mematikan banyak fungsi dan sistem
yang sebenarnya tidak dibutuhkan
seperti pilihan bahasa, ringtone, dan
software bawaan. Teknik yang lebih
dikenal dengan nama “shrink OS” ini
tidak mudah dilakukan sendiri. Salah-
salah BlackBerry kamu bisa mati total.
5) Minim inovasi
Entah karena inovasi dari RIM yang
kurang, atau memang kebutuhan
pengguna yang tidak meningkat,
BlackBerry jarang sekali melakukan
inovasi signifikan pada setiap
perangkat barunya.
Berbeda dengan kompetitor, RIM
seakan sadar betul bahwa tanpa perlu
menambah kamera menjadi 10MP,
atau kapasitas memori jadi 2GB,
pengguna mereka akan tetap setia.
Konsumen BlackBerry umumnya
membeli BlackBerry jenis terbaru
hanya karena faktor gaya saja. Jarang
yang membeli BlackBerry karena
prosesornya lebih canggih, atau
kameranya lebih bagus, atau OS-nya
baru (malah sangat sedikit di antara
mereka yang tahu bedanya OS
BlackBerry).
6) Fungsinya bisa didapat di ponsel
lain
BlackBerry bukan satu-satunya
telepon seluler di dunia ini. Bahkan,
BlackBerry bukan satu-satunya ponsel
pintar. Hampir seluruh fungsi yang
dijalankan BlackBerry dapat dijalankan
juga di ponsel pintar lain.
Telepon, SMS, email, jejaring sosial,
kamera, merekam video, hingga
mengedit foto bahkan bisa diproses
dengan lebih baik di ponsel pintar
lainnya. Sebut saja iPhone yang dapat
mengambil foto dengan kualitas lebih
tinggi. Dan Samsung Galaxy yang
memiliki prosesor dengan kapasitas
proses jauh di atas BlackBerry.
Salah satu fitur populer BlackBerry,
BBM pun bukan tanpa kompetitor. Di
saat RIM masih bergelut dengan
lambatnya koneksi lokal, beberapa
layanan di luar BBM semakin
berkembang. Sebut saja Line,
WhatsApp, Skype, KakaoTalk, hingga
Yahoo! Messenger.
Itulah beberapa alasan saya
meninggalkan BlackBerry. Kamu
punya pendapat lain? Atau kamu
justru berpendapat bahwa
menggunakan BlackBerry adalah
solusi yang tepat? Saya tunggu
pendapat kamu di kolom komentar :D Yahoo News